Rabu, 27 Agustus 2008

TIGA KATA

TIGA KATA
(Disarikan dari hadits tsulatsa hal 217-224)

Ceramah Hasan Al Banna pada kesempatan kali ini bertepatan setelah bulan romadlon, menurut beliau Romadlon adalah merupakan training akhir tahun.
Kita simak H.R. Bukhori dan Muslim berikut :
Dalam riwayat Abu huroiroh r.a dari rosululloh saw, sabdanya :
“Barangsiapa melaksanakan puasa Romadlon karena Iman dan Ikhlash, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Dan barangsiapa melakukan qiyamu Romadlon karena iman dan akhlash karena Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
Dalam kesempatan kajian ini, ustadz menyampaikan tiga kata, yaitu :
1. Wasiat (pesan)
2. Bayan (penjelasan)
3. Ijabah (pemenuhan)

Untuk kata yang pertama yaitu wasiat, hendaklah kita ingat sabda Rosulullah :
“Bila Romadlon menjelang, pintu-pintu neraka ditutup, setan-setan dibelenggu, dan seorang malaikat dari sisi Allah Yang Maha Benar berseru, “ Wahai yang meninginkan kejahatan, berhentilah! Whai yang menginginkan kebaikan, kemarilah!.”

Romadlon adalah stasiun peristirahatan spiritual dan satu fase dari perjalanan yang melelahkan. Romadlon adalah peristirahatan, perteduhan, ketentraman, rezeki, kebun dan taman. Disitu orang mukmin beristirahat dan melepaskan sebagian dari kepenatan jiwa.
Romadlon adalah saatnya untuk memurnikan taubat kita kepada Allah dan saat yang tepat untu mohon ampun atas segala dosa yang kita perbuat, dalam Q.S At-Tahrim :8 ,
“Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kalian menutupi kesalahan-kesalahan kalian dan memasukkan kalian kedalam surga yang mengalir da bawahnya sungai-sungai”

Romadlon adalah merupakan saat yang tepat untuk bersuci, membasuh hati, dan membekali ruhani. Dengan hari-hari yang sedikit perbanyakalah dzikir, tingkatkan kekhusyu’an, perbanyak doa kepada Allah dan saatnya muhasabah terhadap diri sendiri.
Perhatikan sabda Nabi saw :
“Tidak ada satu haripun yang merekah fajarnya, kecuali berseru, Aku adalah makhluk baru dan menjadi saksi perbuatanmu. Maka ambilah bekal dariku, karena aku tidak akan kembali samapai hari kiamat.”

Untuk kata yang kedua yaitu bayan, Islam adalah agama yang syamil dan mutakamilah, namun demikian masih banyak manusia yang ragu akan Islam. Pada suatu dialog ustadz dengan para dosen, ustadz melihat bahwa modernisasi tidak mampu mencerna kata agama, politik dan social. Kebanyakan manusia masih menganggap bahwa agama adalah yang berkaitan dengan sholat, dzikir dan ibadah-ibadah khusus lainnya, sedangkan politik dan social adalah pada bagian lain. Hal ini adalah merupakan kesalahan besar, kita lihat begitu lengkapnya Al-Qur’an memuat semua aspek kehidupan baik politik maupun social. Kita lihat dalam ayat-ayat Al-Qur’an berikut ini:
Q.S Al-Baqoroh : 275 “Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.”
Q.S Al-Baqoroh : 282 “Hai orang-orang yang beriman, jika kalian bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang tidak ditentukan, hendaklah kalian menuliskannya.”
Q.S An-Nisa’ : 58 “Sesungguhnya Allah menyuruh kalian menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kalian menetapkan hokum di antara manusia supaya kalian menetapkan dengan adil.”
Dan masih banyak lagi di dalam Al Qur’an yang mengatur semua aspek kehidupan, sampai hal-hal yang dianggap kecilpun diatur, misalnya dalam Q.S An-Nur : 27-28 “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memasuki rumah yang bukan rumah kalian sebelum meminta izin, dst.”

Untuk kata yang ketiga yaitu Ijabah. Ada orang yang mengkritik kita dengan mengatakan “Kami menasehati ikhwan agar menghindari kemewahan, seperti mengendarai mobil maupun bentuk kemewahan lain yang menjauhkan mereka dari agama karena sibuk dengan dunia dan ruh kehidupan karena sibuk dengan politik.”
Kritik adalah bagian dari perjalanan dakwah kita, jika jiwa kritis ini hilang dari diri kita maka akan hancurlah dakwah ini. Kita adalah umat terbaik seperti dalam
Q.S Ali-Imron : 110, umat terbaik adalah yang amar makruf nahi munkar bukan yang diam melihat kemungkaran. Seperti sadda Nabi saw. “Jika kalian melihat umatku takut kepada orang dzolim sehingga tidak berani mengatakan dzolim! Maka ucapan selamat tinggal pantas diterimanya.”
Kita mempunyai kewajiban mengkritik tetapi kita juga harus siap dikritik dan menerima dengan lapang dada sebagai bahan introspeksi diri, seperti dalam
Q.S Al-A’raf : 199. “ Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.”
Allahu’alam bish-showab
Banyuanyar, 17 Agt 08, jam 00.30
hermin

Rabu, 06 Agustus 2008

Soal - soal Integral

Ni buat .. sobat yang mau memperdalam soal integal silahkan di unduh disini

Integral piskunov
Integral1
Integral2
Integral3
integral4

Jumat, 01 Agustus 2008

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Menurut Slameto (2003:54-72), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah :
1. Faktor-faktor Internal
- Jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh)
- Psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan)
- Kelelahan
2. Faktor-faktor Eksternal
- Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan)
- Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah)
- Masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat)
Menurut Caroll dalam R. Angkowo & A. Kosasih (2007:51), bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh lima faktor yaitu (1) bakat belajar, (2) waktu yang tersedia untuk belajar, (3) kemampuan individu, (4) kualitas pengajaran, (5) lingkungan.
Clark dalam Nana Sudjana & Ahmad Rivai (2001:39) mengungkapkan bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Sedangkan menurut Sardiman (2007:39-47), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah faktor intern (dari dalam) diri siswa dan faktor ekstern (dari luar) siswa. Berkaitan dengan faktor dari dalam diri siswa, selain faktor kemampuan, ada juga faktor lain yaitu motivasi, minat, perhatian, sikap, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi, kondisi fisik dan psikis. Kehadiran faktor psikologis dalam belajar akan memberikan andil yang cukup penting. Faktor-faktor psikologis akan senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal. Thomas F. Staton dalam Sardiman (2007:39) menguraikan enam macam faktor psikologis yaitu (1) motivasi, (2) konsentrasi, (3) reaksi, (4) organisasi, (5) pemahaman, (6) ulangan.Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor internal siswa antara lain kemampuan yang dimiliki siswa tentang materi yang akan disampaikan, sedangkan faktor eksternal antara lain strategi pembelajaran yang digunakan guru di dalam proses belajar mengajar.

pengetian belajar

Menurut Sardiman (2007:98) belajar adalah berbuat dan sekaligus proses yang membuat anak didik aktif. Aktifitas belajar merupakan prinsip atau azas yang sangat penting didalam interaksi belajar mengajar. Menurut Sardiman (2007:100) aktifitas belajar dapat dibagi menjadi aktifitas fisik dan aktifitas mental. Aktifitas fisik adalah peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk, mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktifitas mental adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau berfungsi dalam pembelajaran.
Belajar adalah suatu aktifitas mental yang dilakukan seseorang, yang tidak dapat dilihat dari luar. Seseorang yang sedang belajar tidak dapat diketahui apa yang terjadi dalam diri seseorang tersebut hanya dengan mengamatinya. Menurut Winkel (1996:53) belajar adalah suatu aktifitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan, dan nilai sikap yang relatif konstan dan berbekas.
Menurut Paul Suparno (1997:61) belajar merupakan proses aktif pelajar mengkonstruksi arti, baik dari teks, dialog, pengalaman fisik, dan lain-lain. Belajar juga merupakan proses mengasimilasi dan mengakomodasi dalam rangka menghubungkan pengalaman atau bahan yang sedang dipelajari dengan pengertian yang telah dipunyai, sehingga pengetahuan itu dikembangkan. Proses tersebut bercirikan antara lain :
1. Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan sendiri oleh siswa dari apa yang mereka lihat, mereka dengar, mereka rasakan, dan mereka alami. Proses konstruksi dipengaruhi oleh pengertian yang telah ia punyai.
2. Belajar merupakan proses mengkonstruksi arti yang berlangsung secara terus menerus setiap kali berhadapan dengan fenomena atau persoalan yang baru. Proses konstruksi itu terus berlangsung, baik secara kuat atau lemah.
3. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan lebih ke suatu pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian baru.
4. Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang dalam keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut. Situasi ketidakseimbangan (disequilibrium) adalah situasi yang baik untuk memacu belajar.
5. Pengalaman belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya dapat mempengaruhi hasil belajar.
6. Kemampuan awal siswa, tujuan pembelajaran, dan motivasi belajar sangat berpengaruh terhadap hasil belajar.Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah aktifitas fisik dan mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungan dan aktifitas tersebut merupakan proses aktif dalam mengkonstruksi arti, baik dari teks, dialog, pengalaman fisik, dan lain-lain sehingga terjadi perubahan-perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan, dan nilai sikap yang relatif konstan dan berbekas.