Menurut Sardiman (2007:98) belajar adalah berbuat dan sekaligus proses yang membuat anak didik aktif. Aktifitas belajar merupakan prinsip atau azas yang sangat penting didalam interaksi belajar mengajar. Menurut Sardiman (2007:100) aktifitas belajar dapat dibagi menjadi aktifitas fisik dan aktifitas mental. Aktifitas fisik adalah peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk, mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktifitas mental adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau berfungsi dalam pembelajaran.
Belajar adalah suatu aktifitas mental yang dilakukan seseorang, yang tidak dapat dilihat dari luar. Seseorang yang sedang belajar tidak dapat diketahui apa yang terjadi dalam diri seseorang tersebut hanya dengan mengamatinya. Menurut Winkel (1996:53) belajar adalah suatu aktifitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan, dan nilai sikap yang relatif konstan dan berbekas.
Menurut Paul Suparno (1997:61) belajar merupakan proses aktif pelajar mengkonstruksi arti, baik dari teks, dialog, pengalaman fisik, dan lain-lain. Belajar juga merupakan proses mengasimilasi dan mengakomodasi dalam rangka menghubungkan pengalaman atau bahan yang sedang dipelajari dengan pengertian yang telah dipunyai, sehingga pengetahuan itu dikembangkan. Proses tersebut bercirikan antara lain :
1. Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan sendiri oleh siswa dari apa yang mereka lihat, mereka dengar, mereka rasakan, dan mereka alami. Proses konstruksi dipengaruhi oleh pengertian yang telah ia punyai.
2. Belajar merupakan proses mengkonstruksi arti yang berlangsung secara terus menerus setiap kali berhadapan dengan fenomena atau persoalan yang baru. Proses konstruksi itu terus berlangsung, baik secara kuat atau lemah.
3. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan lebih ke suatu pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian baru.
4. Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang dalam keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut. Situasi ketidakseimbangan (disequilibrium) adalah situasi yang baik untuk memacu belajar.
5. Pengalaman belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya dapat mempengaruhi hasil belajar.
6. Kemampuan awal siswa, tujuan pembelajaran, dan motivasi belajar sangat berpengaruh terhadap hasil belajar.Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah aktifitas fisik dan mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungan dan aktifitas tersebut merupakan proses aktif dalam mengkonstruksi arti, baik dari teks, dialog, pengalaman fisik, dan lain-lain sehingga terjadi perubahan-perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan, dan nilai sikap yang relatif konstan dan berbekas.